Kritisi Tendensi
Penyerangan Personal, Hompimpa Rilis ‘Ad Hominem”
Ad Hominem, yang
merupakan kependekan dari "Argumentum ad hominem" adalah sebuah
istilah untuk menunjukkan “penyerangan terhadap pribadi/personal daripada isi
dari pendapat seseorang itu sendiri”. Dalam ilmu logika dan argumentasi, ini
adalah sebuah bentuk cacat berpikir/logical fallacies karena si pembicara tidak
membahas “argumennya” tetapi justru mengkritisi sisi personal lawan bicara yang
tidak relevan dengan inti masalah.
Lagu ini sarat
akan pesan yang saat ini dekat dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang kita
lihat di dunia nyata maupun dunia maya. Tendensi penyerangan personal,
mirisnya, begitu banyak terjadi dan semakin memanas. “Biasanya (ad hominem) dilakukan kalau sudah
gak punya argumen logis buat melawan, daripada kehilangan muka, lebih baik
menyerang personalnya saja,’ terang Sockran. Fenomena debat politisi, komentar
di social media hingga obrolan 'warung kopi' menjadi buah pikir mendasar
terciptanya lagu ini.
“Yang berbahaya
dari hal ini adalah terkikisnya daya pikir kita. Kita akan cenderung melihat
'Siapa yang mengatakan' daripada 'Apanya': isi atau konten pendapatnya. Apakah
semua yang dikatakan seorang public enemy bakal selalu salah, dan yang
dikatakan oleh Idols akan selalu benar? 'Kan tidak seperti itu cara mainnya,”
jelas Sockran.
Tentang
HOMPIMPA
Hompimpa adalah
unit musik yang memotret fenomena sekitar sembari mengajak pendengarnya
"berpikir bersama" dalam balutan musik grunge. Mereka terinfluens
oleh Nirvana, Alice in Chains, dan Pearl Jam dengan sensibilitas Dream Theater
dan Mr. Big, unit ini sebenarnya merupakan sebuah side-project dari para
personelnya. Mereka terdiri dari Iwan Ruby (Hutan Hujan), (Colderra) pada
vokal, Sockran Candra (Sumber Kencono) pada gitar, Bimo Donoseputro
(Ekstremitas) pada gitar, dan Indra Zulkarnain (Fallen To Pieces), (Stolen
Visions) pada bass.


No comments:
Post a Comment